Published On:Jumat, 02 Oktober 2015
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News
Renung Relung Derita Kita!
Tidak perlu heran dan bersedih bila pembantaian harus terus terjadi. Sadari saja diri kita sebagai bangsa yang sedang terkoloni. Adalah keharusan bagi kolonial untuk menjalankan sistem dan praktek kolonialisme diatas wilayah koloninya. Jangan berharap keadilan dalam hukum kolonial, sebab kolonialisme hanya bertujuan untuk memusnahkan manusia dan menguasai wilayahnya.
2 orang pelajar yang ditembak di Timika, Kemarin (28/09/2015) oleh polisi kolonial Indonesia
adalah satu bagian terkecil dari operasi pembantaian yang sedang
terjadi. Lihatlah hampir 5 hingga 10 mayat anak negeri setiap hari
keluar dari Rumah-rumah sakit yang ada di Papua; Hitunglah berapa mayat
yang mati misterius di mana-mana tanpa diketahui setiap hari; tengoklah
berapa kematian ibu hamil dan bayi di Rumah-rumah sakit itu; Bertanyalah
mengapa banyak anak negeri yang mandul dan tak bisa memperbanyak
generasi Papua; Sudahkah anda tahu bahwa kapal putih yang masuk 3 kali
seminggu memuntahkan 2000 pendatang setiap kapalnya?
Sudahlah, terlalu banyak penderitaan
yang harus diurai. Apakah memang kita tercipta diatas tanah ini untuk
hidup menangisi penderitaan? Bukankah anda pun tahu bahwa hukum
kolonial, media kolonial, dan semua perangkat kolonial tidak akan
berpihak pada tangis penderitaan kita? Lantas, sampai kapan kita terus
berdiam diri sambil terhanyut hingga pada muara pemusnahan? Bila begitu,
senang-senanglah, hibur-hiburlah, puas-puaskan sajalah diri anda
terus-menerus dalam kenikmatan sesaat yang disugukan kolonial padamu,
sebelum sampai di muara itu.
Dan kami disini, di jalur yang setiap
hari kau takuti, yang kau asingkan, yang kau lupakan, yang kau malas
tahu, yang kau caci maki, yang kau hina, dan yang kau khianati akan
berdiri, berjejer mengepal tangan perlawanan. Bagi kami, itulah jalur
utama, bukan alternatif, untuk membebaskan bangsa ini. Perlawanan
melawan kolonialisme Indonesia adalah satu-satunya cara kita untuk
menghapus penderitaan ini. Hari ini kami tidak butuh tangis pilu anda,
berapun banyaknya. Simpan saja jauh-jauh. Dunia pun tak akan peduli,
apalagi kami. Yang kami butuh jiwa pemberontakan anda di arena
perlawanan yang sedang bergulir; yang kami butuh dan hormati adalah
perderitaan bersama di jalur perjuangan ini.
Sadarilah! kita adalah generasi
perjuangan bukan bukan generasi penikmat! Untukmu rakyat yang terus mati
dibantai kolonial Indonesia, diatas pusara dan tulang-belulangmu yang
berserakah, kaki kami akan terus berdiri kokoh dan melangkah maju
merebut cita-cita pembebasan bangsa: revolusi!
Kita Pasti Mengakhiri
Victor Yeimo
Kamwolker, 30 September 2015
Kamwolker, 30 September 2015
sumber: http://kobogaunewsfree.blogspot.co.id/2015/10/renung-relung-derita-kita.html#.Vg3kNlc_qo8.twitter