Published On:Rabu, 07 Oktober 2015
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News
ULMWP mengakui adanya para pemimpin Tenang untuk Barat pendukung aspirasi Papua pada perserikatan bangsa-bangsa
7 Oktober 2015 pukul 7:03
PERNYATAAN MEDIA
07th dari Oktober, 2015
ULMWP mengakui adanya para pemimpin Tenang untuk Barat pendukung aspirasi Papua pada perserikatan bangsa-bangsa (TIDAK).
Pembebasan bersatu Gerakan untuk Papua Barat (ULMWP) telah memuji Perdana Menteri dari Kerajaan dari Tonga, Hon. Akilisi Pohiva, dan Perdana Menteri dari Pulau Solomon, Hon. Manasseh Sogavare, untuk mendukung Barat Papua pada perserikatan bangsa-bangsa ke-70 yang terbaru Majelis Umum di New York.
ULMWP spokesperson, Benny Wenda, diekspresikan kesyukuran paling dalamnya ke para pemimpin Tenang dan orang-orang mereka, perkataan,
Wenda mengatakan pimpinan yang diambil oleh Tonga dan Pulau Solomon adalah janji, dan sedang menyebut para pemimpin Tenang lain untuk mendukung somasi oleh para pemimpin Tenang kita untuk menggenggam berbicara dengan Indonesia untuk satu misi pencarian fakta untuk Barat Papua.
ULMWP mengenali dukungan dari para pemimpin PIF dan berpengaruh nyata lain catatan upaya historis oleh bangsa Pulau Tenang khususnya Vanuatu, Nauru dan Tuvalu untuk mendukung hak ke hak menentukan nasib sendiri dari Barat Papua pada perserikatan bangsa-bangsa dan regionally.
Indonesia di dalamnya benarkan untuk membalas terhadap keduanya Tonga dan Pulau Solomon pada unGA betul-betul menolak referensi ke emisi hak azasi di Barat Papua dan punya berlabel mereka berbahaya sesat. Sementara Indonesia menyangkal penyalahgunaan hak azasi ini, pelanggaran berlanjut di Papua.
Pada 7:00pm pada ke-28 dari September, dua murid sekolah menengah dipanah pada pasar di kota Timika. Salah satu murid mati yang lain pada diambil ke rumah sakit.
Wenda menambahkan kontradiksi itu di antara pengingkaran pejabat dan hakikat tentu saja meminta satu misi pencarian fakta sebagai diminta oleh berdua Perdana Menteri.
Sejak Perdana Menteri Pohiva dan Sogavare masing-masing alamat pada TIDAK, di sana telah tanggapan bergembira sekali dan kepositifan dari Orang Papua Barat serentak walaupun militer berkelanjutan sergap pada Orang Papua Barat termasuk kematian yang paling terbaru dari dua belia.
Keadaan hak azasi sedang memburuk dan ini ditaksir itu berlalu 500,000 orang-orang Orang Papua Barat telah dibunuh selalu sejak wilayah diduduki pada 1961.
// berakhir
Benny Wenda
Spokesperson untuk Pembebasan bersatu Gerakan
untuk Papua Barat (ULMWP) 
