Published On:Kamis, 09 November 2017
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News
RELIGI:Kebebasan Sejati Hanya Ada Di Dalam Tuhan
Kebebasan sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah, dan dalam kesetiaan merangkul Salib. |
YUPIWO APOGO |NEWS © 2017
Religion :
Sumber Berita : Jalan Kecil.Com
Kebebasan merupakan suatu kata yang kuat. Karena kerinduan
akan kebebasan, seorang yang miskin secara materi dapat bekerja keras untuk
keluar dari jurang kemiskinan, seorang wartawan dapat dengan gigih menyampaikan
berita yang mengungkapkan ketidakadilan, seorang dokter dapat melakukan
berbagai penelitian medis untuk mencari obat dari penyakit yang mematikan, suatu
bangsa dapat bangkit melawan perbudakan, dan sebuah rezim pemerintahan yang
lalim dapat digulingkan. Kehendak bebas merupakan suatu anugerah Allah yang
diberikan secara istimewa bagi manusia.
Akan tetapi, menjadi sesuatu yang sungguh amat membahayakan
dan merusak kemanusiaan manakala kebebasan diartikan sebagai penyangkalan
sepenuhnya terhadap hukum Tuhan. Kebebasan bukanlah kesewenang-wenangan,
bukanlah semata-mata untuk menghendaki yang jahat. Celakalah orang yang
memperjuangkan kebebasan manusia untuk hidup, tetapi disaat yang sama
membenarkan aborsi yang melenyapkan kehidupan. Celakalah orang yang berusaha
meningkatkan kualitas hidup manusia di bidang medis, tetapi disaat yang sama
membenarkan euthanasia.
Celakalah suatu bangsa yang berjuang untuk kemakmuran
rakyatnya dengan menjajah bahkan memperbudak yang lain. Celakalah suatu
kelompok masyarakat yang menghendaki kemapanan ekonomi, namun memalingkan wajah
dari kemiskinan, membiarkan ketidakadilan, dan menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuan itu.
Bilamana demikian, maka sebenarnya itu bukanlah kebebasan,
melainkan penghinaan terhadap tujuan utama dari kebebasan itu sendiri,
penyangkalan terhadap martabat kemanusiaan yang mulia, dan perlawanan terhadap
Hukum Tuhan yang akhirnya berujung pada kebinasaan. Kebebasan palsu yang
demikian berasal dari si Jahat, bapa segala dusta.
Pahamilah ini! Segala hukum manusia hanya dapat mendatangkan
kebebasan sejati, manakala dibuat sejalan dengan hukum Tuhan. Hukum manusia
manapun yang tidak mendatangkan kebebasan semua umat manusia, bukanlah hukum
Tuhan. Kekebasan haruslah selalu dikejar untuk mencapai kebahagiaan semua
manusia. Tidak ada kebahagiaan sejati di luar Tuhan. Kebebasan bukanlah
penyangkalan terhadap hukum Tuhan, bukan pula ketidaksetiaan merangkul misteri
salib. Oleh karena itu, ketaatan kepada kehendak Allah, kesetiaan untuk
menjalankan hukum-hukum.
Tuhan, serta ketekunan menapaki jalan Saliblah, yang pada
akhirnya akan membebaskan kita. “Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum,
dan berlaku setia pun dapat kaupilih.” (Sir.15:15) Jangan melihat kesetiaan
akan hukum Tuhan sebagai sesuatu yang membebani, sehingga kita mencoba mencari
celah-celah hukum untuk terbebas darinya. Lihatlah keindahan hukum Tuhan
sebagai suatu panggilan suci untuk mengalami libertas filiorum Dei, kebebasan
sejati anak-anak Allah.
Ketidaksetiaan akan hukum Tuhan sebenarnya berarti
kejatuhan dari kebebasan ke dalam belenggu dosa dan kuasa maut yang
membinasakan. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan kembali bahwa kehadiran-Nya,
kebebasan sejati yang Ia tawarkan, bukanlah untuk meniadakan atau membatalkan
hukum-hukum Tuhan, melainkan untuk menggenapinya. Serangkaian aturan hukum
Taurat yang dikemukakan dalam bacaan Injil hari ini, memperoleh makna baru di
dalam Yesus. Asalkan kita sungguh-sungguh setia, seturut rahmat Tuhan,
hukum-hukum-Nya akan terukir di hati kita, dan kita akan dengan penuh kerinduan
mencari kehendak-Nya, karena kesadaran bahwa hanya dalam ketaatan mutlak kepada
hukum Tuhanlah kita akhirnya menemukan kebebasan kita yang sejati. Barangsiapa
dengan sungguh-sungguh dan penuh cinta melaksanakan segala hukum Tuhan, pada
akhirnya, sebagaiamana kata-kata rasul Paulus, “Apa yang tidak pernah dilihat
oleh mata, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua disediakan
Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1Kor.2:9)
Pandanglah Perawan Maria, Bunda Kebijaksanaan. dalam dirinya
Gereja melihat seorang hamba Tuhan yang tak bercela dalam kesetiaan akan hukum
Tuhan. Maria telah mencari Tuhan dengan segenap hati. Kini, dia memperoleh
kebebasan sejati, dan karenanya beroleh kelimpahan anugerah surgawi. Suatu
kebebasan sebagai anak Allah yang diawali dengan kalimat sederhana,
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
kehendak-Mu.” Semoga Bunda Maria senantiasa menuntun kita, laksana Bintang
Timur, yang menunjukkan jalan kesetiaan menuju Allah, sumber kebebasan, harapan
dan sukacita kita yang sejati.
( By: Verol Fernando Taole )