Headlines

ℙ𝕒𝕦𝕤 𝕃𝕖𝕠 𝕏𝕀𝕍: 𝕊𝕖𝕠𝕣𝕒𝕟𝕘 𝔾𝕖𝕞𝕓𝕒𝕝𝕒 𝕕𝕒𝕣𝕚 𝔻𝕦𝕒 𝔻𝕦𝕟𝕚𝕒

Posted by Admin: | Kamis, 08 Mei 2025 | Posted in ,



Habemus Papam.
Asap putih.
Sebuah nama disebut dari balkon:
Leo yang keempat belas.
Penerus ke-267 dari Santo Petrus.
Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah—
seorang Amerika.

Robert Francis Prevost lahir di Chicago pada 14 September 1955.
Ia tumbuh besar di pinggiran selatan kota, dalam keluarga kelas pekerja berdarah Prancis, Italia, dan Spanyol.
Tahun 1977, ia masuk Ordo Agustinus.

Ia mengikrarkan kaul kekal pada tahun 1981 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1982.
Setelah belajar teologi dan hukum kanonik, ia berangkat ke Peru pada 1985.
Bukan sekadar kunjungan—ia menetap.

Di Peru, ia melayani sebagai pastor, rektor seminari, dan pengajar.
Ia menjadi warga negara Peru.
Ia hidup bersama rakyat, berjalan bersama mereka, menderita bersama mereka.
Ia bukan imam impor—ia adalah saudara.

Tahun 1998, ia menjadi Prior Provinsial di Amerika Serikat.
Lalu pada 2001, ia terpilih sebagai Prior Jenderal seluruh Ordo Agustinus.
Ia menjabat sampai 2013.
Kemudian, ia kembali ke Peru.

Pada 2014, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Uskup Chiclayo.
Ia ditahbiskan pada bulan Desember.
Pada 2023, ia dipanggil ke Roma untuk menjabat sebagai Prefek Dikastri untuk Para Uskup.

Sebagai Prefek, ia mengawasi penunjukan para uskup di seluruh dunia.
Ia adalah pribadi penuh penilaian dan kepercayaan.
Kekuatan yang tenang.
Ia diangkat menjadi Kardinal pada 2023, dengan gelar Santa Monica.

Dan hari ini—
8 Mei 2025—
setelah empat putaran pemungutan suara, para kardinal memilihnya sebagai Paus.
Ia memilih nama Leo XIV.
Ia melangkah ke balkon dengan damai di matanya.

Nama “Leo” mengingatkan pada Leo Agung—
seorang gembala yang membela kebenaran dan menyembuhkan luka.
Ini bukan nama yang dipilih untuk sensasi.
Ini nama yang dipilih karena makna, kesinambungan, dan Kristus.

Paus Leo XIV adalah Paus pertama dari Amerika—
tetapi ia juga sangat Peru.
Dua kewarganegaraan, dua budaya, dan kini satu salib.
Ia mewujudkan iman Katolik: universal dan sangat lokal.

Kini ia mewarisi Gereja yang indah sekaligus terbebani.
Krisis, kebingungan, perpecahan.
Namun juga rasa lapar akan Allah, iman, dan kerinduan yang kudus.
Ia membawa pengalaman.
Ia membawa keteguhan.

Ia membawa seumur hidup pelayanan—melintasi batas, budaya, dan bahasa.
Seorang gembala.
Seorang misionaris.
Seorang pria yang dibentuk oleh Injil dan dibentuk oleh orang miskin.
Kini dipercayakan dengan kunci-kunci Petrus.

Marilah kita mendoakan Paus Leo XIV.
Agar ia mengajar dengan suara Gembala Baik.
Agar ia memimpin dengan hati seorang hamba.
Agar ia berjalan bersama Umat Allah menuju kekudusan.

Tuhan Yesus, Engkau membangun Gereja-Mu di atas Petrus.
Pandanglah Leo, penggantinya, dengan kasih.
Teguhkan dia dalam iman.
Lindungilah dia dari segala bahaya.
Dan biarlah seluruh Gereja menemukan damai dalam kehendak-Mu.

Dan kini, Takhta Petrus tak lagi kosong.
Ada seorang nelayan di perahu lagi.
Doakan dia.
Dan semoga Paus Leo XIV memimpin kita—
bukan kembali pada kenyamanan, tetapi maju dalam iman.

Salve 
Tuhan memberkati 
🙏🙏🙏

MOBU Dan AYII: JALAN MENUJUN KESELAMATAN INISIAL Dan KEKAL MENURUT SUKU MEE DI PAPUA

Posted by WEMPI W. DOO | Sabtu, 03 November 2018 | Posted in ,

foto dok:Catatan sejarah
  
Mobu dalam bahasa Mee merupakan keadaan kenyang, aman, damai, tenang, puas, dan lolos dari ancaman. Keadaan ini  merupakan keadaan dinamis, karena mobu merupakan keadaan inisial (awal). Kemudian, Ayii  dalam bahasa Mee  merupakan keadaan keselamatan kekal. Keselamatan kekal  yang tentunya berpangkal pada sang penyelengara hidup, yakni Ugatamee ( Maha pencipta). Oleh karena itu, Bunai Menulis bahwa, menurut MEE terungkap dalam dua istilah  yakni Mobu dan Ayii. Mobu yang adalah puas, tenang dan damai dari ancaman. Kemudian, Ayii adalah setelah Mobu yang kemudian muaranya adalah sang khalik. Yakni Keselamatan Kekal.
 Buku ini menceritakan soal keselamatan Menurut Mee sesuai skripsi yang kemudian dibukukan ini. Bab Pertama, menguraikan mengenai soal latar belakang, perumusan masalah,  tujuan mamfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan dari skripsi yang kemudian menjadi buku ini.
Bab  kedua  menguraikan mengenai konsep dari mobu dan ayii.  Misalnya mobu sebagai keselamatan awal . Kemudian pengertian Ayii. Misalnya sesuai beberapa sebutan yang biasa dipahami dan didegar oleh manusia mee. Misalnya, Ayii Mee ( orang  yang selamat), ayii makida ( tempat keselamatan ), Ayii  Manaa ( sabda keselamatan), Ayii tai piyaiye ( sarana keselamatan) dan ayii tii ( lolos/ hidup kekal ).
Bab ketiga  berisikan mengenai cara untuk memperoleh keselamatan kekal. Awalnya Bunai menguraikan mengenai prinsip dasar orang MEE. Kedua, bunai menguraikan mengenai nilai- nilai universal yang dimiliki juga oleh manusia Mee di Papua. Contohnya soal Ipaa (Rasa kasihan, Kasih sayang, Cinta kasih), Maa (sungguh benar, percaya), Enaimo (bersama, bersatu, solider), dan Ideide (Gembira, bahagia, senang). Ketiga, Bunai menguraikan mengenai Norma- Norma Moral yang dikenal juga dari sejak dulu oleh Suku Mee. Keempat, Bunai juga menguraikan tentang bagaimana menjaga relasi dengan ilahi, totem, roh pemelihara kebun, roh tempat keramat, dan roh pelindung rumah. Terakhir bunai menguraikan mengenai upacara- upacara adat Mee dalam rangka menjaga keharmonisan, keselarasan dan keteraturan dengan semua untuk menuju MOBU dan AYII.
Bab empat menjelaskan juga mengenai pengakuan orang yang mengalami Mobu. Dan Bunai menulis beberapa Istilah yang sering dikenal juga oleh orang mee. Dimi Yago Mee ( orang yang punya akal budi), Dimi animakita Mee ( orang yang bepikir tenang, tabah dan sabar), Dimi Epii Mee ( orang yang bijak), Kabo Yago Mee  ( Orang yang memunyai landasan) dan Tonawi Mee ( Orang kaya yang berpengaruh dalam tuturan dan tindakan). Ini adalah Sebutan untuk orang- orang yang telah mengalami Mobu. Mobu yang adalah Keselamatan Awal. Karena Ayii Adalah Keselamatan Kekal.
 Jadi Jelaslah bahwa Mobu adalah Keselamatan Awal. Kemudian, Ayii Adalah keselamatan Kekal. Keselamantan kekal bersama sang penyelenggara Hidup. Inti dari mobu dan ayii adalah bagaimana menjaga keselalarasan, keserasian, keharmonisan, dan keteraturan dengan diri dan diluar diri  terutama Ugatame ( Maha Pencipta). Dirinya sebagai pusat keharmonisan, keselarasan dan keteraturan itu.
Disini, saya belum menemukan soal, bagaimana hubungannya dengan Touye Manaa.  Touye Manaa yang kemudian dihubungkan sebagai sifat nilai mesiatik tradisonal Mee dari sejak dahulu. Kemudian, memang tidak pas ketika kita lewatkan tulisannya Obeth Natalis Badii, Viktor Pieter Feliks Kudiay, Manfret Mote, Yulianus Vinsentius Mote, Yohanes Agustinus Tatogo, dan Neles Tebai yang menjadi sumber referensi adanya skripsi dan atau  lebih tepatnya, adanya buku ini. Tetapi Saya kira buku yang ditulis oleh Bunai ini luar biasa, tepat, dan kaya dengan informasi untuk kita baca sebagai Proses PENCERAHAN.  Pencererahan kemudian demi keselamatan inisial (awal) dan kekal.
Dari Menutub Bab kesimpulan dan saran, Penulis Bunai menyarankan agar karya pelayanan pemerintah maupun pastoral dapat memperhatikan soal nilai tradional karena hingga kini nilai- nilai tradisional ini masih dihayati di suku Mee di Papua.
Oleh:Yerino Madai
Tulisan ini kutipan-kutipan dari Buku jalan menuju keselamatan
Souce Blog Pribadi:Yerino Madai

Yesus Kristus Sang Penebus Dunia

Posted by Admin: | Minggu, 01 April 2018 | Posted in , ,

YUPIWO APOGO |NEWS © 2018
Religion                      
: Yesus Kristus Sang Penebus Dunia
Sumber Berita           : pejesdb.com
Ist/Yesus Sang Penebus Dosa 
Apakah Yesus Kristus adalah satu-satunya penyelamat manusia? Demikian pertanyaan dari seorang anak muda kepadaku dalam talkshow iman katolik. Pertanyaan ini kelihatan sederhana namun memiliki makna yang mendalam dalam konteks hubungan setiap orang yang dibaptis dengan Yesus. Mengimani Yesus berarti harus mengakui Dia sebagai Penyelamat dan Penebus. Tentu gagasan Yesus sebagai Penyelamat dan Penebus ini erat terkait dengan dosa dan rahmat, iman dan perbuatan. Namun di sini bukan tempat bagi saya untuk menganalisis secara mendalam soteriologi tapi ini hanya sebuah permenungan sederhana yang kiranya dapat membangkitkan semangat tobat kita dalam masa prapaskah ini.
Untuk mengerti secara sederhana Yesus sebagai Penyelamat dan Penebus baiklah pertama-tama kita kembali kepada makna nama Yesus sendiri. Nama Yesus dalam bahasa Ibrani berarti Allah yang menyelamatkan atau Allah yang membebaskan. Nama ini mengungkapkan identitas dan misiNya sebagai Penyelamat dan Penebus umat manusia dari segala dosanya (Mat 1:21). Dalam Kisah Para Rasul, Petrus berkata: “Tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12). Dari nama Yesus sendiri sudah menunjukkan bahwa Dia adalah satu-satunya Penyelamat dan Penebus bukan salah satu Penyelamat dan Penebus manusia.

Pada suatu kesempatan, saya dijemput oleh seorang ketua lingkungan untuk melayani sakramen perminyakan bagi salah seorang umat yang sedang sakit keras. Setelah selesai melayaninya, ketua lingkungan itu berbisik di telinga si sakit: “Sebutlah nama Yesus. Yesus…Yesus…Yesus. Hanya Yesus saja yang bisa menyelamatkanmu. Hanya Yesus saja yang bisa menebusmu. Yesus…Yesus”. Semua anggota keluarga dan saya menyanyikan perlahan-lahan dan berulang-ulang “Yesus…Yesus…Yesus”. Mukjizat pun terjadi pada orang sakit itu. Ia kemudian mengalami kekuatan baru dan menjadi sembuh, meskipun tiga bulan kemudian ia sakit lagi dan meninggal dunia. Ketika merayakan Misa Requiem, saya mengatakan bahwa orang ini pasti masuk ke Surga sebab Tuhan Yesus sendiri telah menyertainya selama tiga bulan. Tuhan Yesus pasti menebusnya.
Katekismus Gereja Katolik, mengajarkan bahawa Yesus Kristus adalah Mesias yang benar. Dia telah dikuduskan oleh Allah, diurapi oleh Roh Kudus untuk misi penebusan. Dialah Mesias yang dinanti-nantikan oleh Israel, diutus ke dalam dunia oleh Bapa. Yesus menerima gelar Mesias tetapi dengan menjelaskan makna istilah itu: “Turun dari surga” (Yoh 3:13), disalibkan kemudian dibangkitkan, Dia adalah Hamba yang menderita “yang memberikan nyawanya sebagai tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Singkatnya, Yesus adalah Kristus menyatakan inti iman kristen: putra dari seorang tukang kayu yang sederhana dari Nazaret adalah satu-satunya Mesias dan Juru Selamat yang yang telah di nanti-nantikan (KGK 436-440 dan 453).
Saya teringat saat masuk pertama kali di Gereja Santo Yohanes Bosco Sunter Jakarta Utara. Saya melihat lukisan seekor ikan di tembok, belakang altar. Pada mulanya saya bingung dengan lukisan itu tetapi kemudian saya ingat makna lukisan tersebut. Di dalam sejarah gereja lukisan ikan merupakan tanda rahasia sebagai simbol pengakuan iman dalam Kristus Yesus. Dalam bahasa Yunani, ikan disebut ICHTHYS dan kalau dieja setiap huruf maka bunyi ejaannya adalah: Iesous Christos, Theou (dari Allah), hYios (anak), soter (Penyelamat). Sekali lagi di sini mau mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Penyelamat kita. Dialah Mesias, “Yang diurapi” dengan Roh Kudus (Kis 10:38). Kita juga sebagai orang yang dibaptis, menyebut diri sebagai orang-orang kristen karena Kristus, sebagai ungkapan panggilan yang meluhurkan kita.

Dalam masa prapaskah ini permenungan kita lebih banyak berfokus pada peran Yesus sebagai Penyelamat dan Penebus. Kita menyapaNya sang Juru Selamat dan sang Penebus. Dia memberikan Penebusan berlimpah kepada kita dengan menumpahkan darahNya yang mulia di atas kayu salib. Pengurbanan diri Yesus yang di kenang lewat Sabda Tuhan yang kita baca, lewat doa dan praktek-praktek kesalehan yang dilakukan seperti Jalan Salib mengingatkan kita untuk masuk lebih dalam lagi dalam hidup bersama Kristus.

Hidup Kristiani menjadi semakin berarti ketika kita berusaha dari hari ke hari mengalami Yesus Kristus. Kita tidak dapat berjalan sendiri atau mengandalkan diri sendiri karena Ia adalah sumber dan pangkal kehidupan (Yoh 15:5). Untuk merasakan penebusanNya yang berlimpah maka kita perlu bertobat. Apakah sebagai orang berdosa, kita berani menatap mata Tuhan Yesus yang penuh cinta dan mengatakan dengan rendah hati “Tuhan Yesus ampunilah aku dan jadilah penebusku saat ini?” Masa prapaskah merupakan masa kita memandang Yesus yang “ditinggikan” untuk mendapatkan kasihNya.

Saya mengakhiri permenungan ini dengan sebuah kisah inspiratif. Tonny de Mello, SJ dalam bukunya “Burung Berkicau” menceritakan sebuah kisah ini: Dalam Injil terdapat kisah Petrus. Pada waktu itu Petrus berkata: “Tidak, aku tidak tahu apa yang kamu katakan.” Seketika itu juga, sementara ia masih berkata-kata, berkokoklah ayam. Lalu berpalinglah Tuhan Yesus memandang Petrus… dan Petrus keluar dan menangis tersedu-sedu.

Ini adalah pengalaman Petrus. Bagaimana pengalaman rohani Tonny de Mello? Simaklah kesaksiannya: “Hubunganku dengan Tuhan cukup baik. Aku biasa memohon sesuatu kepadaNya, berbicara denganNya, memujiNya dan bersyukur kepadaNya. Tetapi sudah lama aku merasa kurang enak. Sebab aku selalu merasa, Ia ingin aku memandang mataNya…Dan aku tidak mau. Aku mau bicara tetapi, tetapi aku melihat ke arah lain kalau kurasa Ia memandangku.
Selalu aku berpaling ke arah lain. Dan aku tahu apa sebabnya. Aku takut. Kusangka, di sana aku akan menghadapi tuduhan dosa yang belum kusesali. Ku kira, di sana aku akan menghadapi suatu tuntutan: ada sesuatu, yang diinginkanNya dariku. Akhirnya pada suatu hari kukumpulkan seluruh keberanianku dan kupandang Dia! Tidak ada tuduhan. Tidak ada tuntutan. MataNya hanya berkata, “Aku mencintaimu!” Lama aku memandang mata itu dengan tajam  dan penuh perhatian. Salah satu pesan masih tetap sama: “Aku mencintaimu”. Lalu aku keluar dan seperti Petrus, aku menangis”.
Mari kita kembali kepada Yesus yang mencintai kita sampai tuntas (Yoh 13:1)

RELIGI:Kebebasan Sejati Hanya Ada Di Dalam Tuhan

Posted by Admin: | Kamis, 09 November 2017 | Posted in , ,

Kebebasan sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah, dan dalam kesetiaan merangkul Salib.
Kebebasan sejati hanya dapat ditemukan di dalam Allah, dan dalam kesetiaan merangkul Salib.
YUPIWO APOGO |NEWS © 2017
Religion                      
Sumber Berita           : Jalan Kecil.Com

Kebebasan merupakan suatu kata yang kuat. Karena kerinduan akan kebebasan, seorang yang miskin secara materi dapat bekerja keras untuk keluar dari jurang kemiskinan, seorang wartawan dapat dengan gigih menyampaikan berita yang mengungkapkan ketidakadilan, seorang dokter dapat melakukan berbagai penelitian medis untuk mencari obat dari penyakit yang mematikan, suatu bangsa dapat bangkit melawan perbudakan, dan sebuah rezim pemerintahan yang lalim dapat digulingkan. Kehendak bebas merupakan suatu anugerah Allah yang diberikan secara istimewa bagi manusia.
Akan tetapi, menjadi sesuatu yang sungguh amat membahayakan dan merusak kemanusiaan manakala kebebasan diartikan sebagai penyangkalan sepenuhnya terhadap hukum Tuhan. Kebebasan bukanlah kesewenang-wenangan, bukanlah semata-mata untuk menghendaki yang jahat. Celakalah orang yang memperjuangkan kebebasan manusia untuk hidup, tetapi disaat yang sama membenarkan aborsi yang melenyapkan kehidupan. Celakalah orang yang berusaha meningkatkan kualitas hidup manusia di bidang medis, tetapi disaat yang sama membenarkan euthanasia. 
Celakalah suatu bangsa yang berjuang untuk kemakmuran rakyatnya dengan menjajah bahkan memperbudak yang lain. Celakalah suatu kelompok masyarakat yang menghendaki kemapanan ekonomi, namun memalingkan wajah dari kemiskinan, membiarkan ketidakadilan, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan itu. 

Bilamana demikian, maka sebenarnya itu bukanlah kebebasan, melainkan penghinaan terhadap tujuan utama dari kebebasan itu sendiri, penyangkalan terhadap martabat kemanusiaan yang mulia, dan perlawanan terhadap Hukum Tuhan yang akhirnya berujung pada kebinasaan. Kebebasan palsu yang demikian berasal dari si Jahat, bapa segala dusta.
Pahamilah ini! Segala hukum manusia hanya dapat mendatangkan kebebasan sejati, manakala dibuat sejalan dengan hukum Tuhan. Hukum manusia manapun yang tidak mendatangkan kebebasan semua umat manusia, bukanlah hukum Tuhan. Kekebasan haruslah selalu dikejar untuk mencapai kebahagiaan semua manusia. Tidak ada kebahagiaan sejati di luar Tuhan. Kebebasan bukanlah penyangkalan terhadap hukum Tuhan, bukan pula ketidaksetiaan merangkul misteri salib. Oleh karena itu, ketaatan kepada kehendak Allah, kesetiaan untuk menjalankan hukum-hukum.

Tuhan, serta ketekunan menapaki jalan Saliblah, yang pada akhirnya akan membebaskan kita. “Asal sungguh mau engkau dapat menepati hukum, dan berlaku setia pun dapat kaupilih.” (Sir.15:15) Jangan melihat kesetiaan akan hukum Tuhan sebagai sesuatu yang membebani, sehingga kita mencoba mencari celah-celah hukum untuk terbebas darinya. Lihatlah keindahan hukum Tuhan sebagai suatu panggilan suci untuk mengalami libertas filiorum Dei, kebebasan sejati anak-anak Allah. 

Ketidaksetiaan akan hukum Tuhan sebenarnya berarti kejatuhan dari kebebasan ke dalam belenggu dosa dan kuasa maut yang membinasakan. Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menegaskan kembali bahwa kehadiran-Nya, kebebasan sejati yang Ia tawarkan, bukanlah untuk meniadakan atau membatalkan hukum-hukum Tuhan, melainkan untuk menggenapinya. Serangkaian aturan hukum Taurat yang dikemukakan dalam bacaan Injil hari ini, memperoleh makna baru di dalam Yesus. Asalkan kita sungguh-sungguh setia, seturut rahmat Tuhan, hukum-hukum-Nya akan terukir di hati kita, dan kita akan dengan penuh kerinduan mencari kehendak-Nya, karena kesadaran bahwa hanya dalam ketaatan mutlak kepada hukum Tuhanlah kita akhirnya menemukan kebebasan kita yang sejati. Barangsiapa dengan sungguh-sungguh dan penuh cinta melaksanakan segala hukum Tuhan, pada akhirnya, sebagaiamana kata-kata rasul Paulus, “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.” (1Kor.2:9)

Pandanglah Perawan Maria, Bunda Kebijaksanaan. dalam dirinya Gereja melihat seorang hamba Tuhan yang tak bercela dalam kesetiaan akan hukum Tuhan. Maria telah mencari Tuhan dengan segenap hati. Kini, dia memperoleh kebebasan sejati, dan karenanya beroleh kelimpahan anugerah surgawi. Suatu kebebasan sebagai anak Allah yang diawali dengan kalimat sederhana, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.” Semoga Bunda Maria senantiasa menuntun kita, laksana Bintang Timur, yang menunjukkan jalan kesetiaan menuju Allah, sumber kebebasan, harapan dan sukacita kita yang sejati.

( By: Verol Fernando Taole )

RELIGI:Bertobatlah Sebelum Tak Ada Lagi Kesempatan

Posted by Admin: | Kamis, 19 Oktober 2017 | Posted in , ,

Bertobatlah Sebelum Tidak Ada Lagi Kesempatan
Renungan Malam : Bertobatlah Sebelum Tidak Ada Lagi Kesempatan | Renunganhariini.com

YUPIWO APOGO |NEWS © 2017
Religi                      : Renungan
Sumber Berita         :Renungan Hari Ini.Com


Syalom saudaraku yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus, renungan kita saat ini berjudul; Bertobatlah Sebelum Tidak Ada Lagi Kesempatan.
Saudaraku, setiap kita harus menyadari bahwa, kalau nafas hidup ini masih kita hirup, itu artinya Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bertobat dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Seringkali kita mendengar orang berkata bahwa Tuhan masih memberi saya kesempatan kedua, padahal sesungguhnya tidak ada kesempatan kedua, karena kesempatan untuk kita bertobat itu hanya ada selagi kita hidup, dan bila nafas hidup milik Tuhan ini sudah tiba saatnya diambil kembali oleh Tuhan maka sesungguhnya sudah tidak ada lagi kesempatan kedua. Jadi selama kita masih bernafas, itu artinya masih ada kesempatan, dan jangan sia-siakan kesempatan tersebut untuk bertobat.
Kalau ada begitu banyak kesaksian, mungkin ada orang-orang yang sempat dikatakan mati suri lalu di alam roh ia diperlihatkan oleh Tuhan tentang keadaan neraka atau sorga, kemudian orang tersebut hidup kembali, sesungguhnya itu bukanlah kesempatan kedua baginya, tetapi Tuhan izinkan itu terjadi supaya ia bisa menjadi alat dalam tangan Tuhan untuk melayani pekerjaan Tuhan lebih efektif lagi sesuai dengan apa yang Tuhan rencanakan.
Sesungguhnya kesempatan bagi setiap manusia untuk bertobat hanya sekali, yaitu selama ia masih menghirup nafas hidup. Oleh sebab itu, selagi kita masih menghirup nafas hidup ini, kita harus bisa menguasai seluruh tubuh kita, supaya apapun yang kita lakukan dalam hidup ini, semuanya itu sesuai dengan kehendak Tuhan. Firman Tuhan katakan di dalam;
I Korintus 9 :27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.
Disini kita bisa melihat bahwa, Rasul Paulus sendiri, sekalipun dalam tugas pelayanannya memberitakan injil kepada orang lain, ia tidak lupa untuk mempersiapkan masa depannya di kekekalan nanti yaitu dengan cara, ia terus melatih tubuhnya dan menguasainya seluruhnya, karena ia sendiri takut, jangan sampai pada akhirnya, ia sendiri ditolak oleh Tuhan.
Itu artinya tidak ada jaminan bagi siapapun, sekalipun ia adalah rasul atau pendeta, atau penginjil, atau pelayan Tuhan di gereja dalam bentuk apapun, lalu bisa dengan mudah bisa diterima di dalam Kerajaan sorga. Sebab orang yang akan diterima di dalam Kerajaan sorga, hanyalah orang-orang yang melakukan kehendak Allah Bapa di sorga.
Kalau dikatakan “aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya.” Disini kita harus menyadari bahwa di dalam tubuh ini, ada pikiran, perasaan dan kehendak atau keinginan. Itulah kenapa kita harus berjuang untuk menguasai setiap gerak pikiran kita, perasaan kita dan juga seluruh keinginan kita, supaya baik pikiran, perasaan, serta kehendak diri atau keinginan diri, semuanya itu harus sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki. Itulah kenapa firman Tuhan katakan di dalam;
Filipi 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
Persoalannya untuk belajar mengerti pikiran Kristus itu tidaklah mudah. Rasul Paulus juga berjuang untuk hal yang satu ini, dan tujuannya hanya satu, supaya ia tetap didapatkan berkenan kepada Allah Bapa di sorga.
Kalau saat ini kita masih tetap membiarkan diri kita terikat dengan cara hidup dunia, itu artinya pikiran, perasaan, serta keinginan kita juga dipenuhi oleh segala sesuatu yang duniawi, dan itulah yang membuat kita tidak akan bisa mengerti pikiran Kritus. Firman Tuhan katakan di dalam;
I Korintus 2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
2:15 Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
2:16 Sebab: “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?” Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.
Jadi untuk bisa mengerti apa yang Tuhan kehendaki, maka kita harus melepaskan diri kita dari keterikatan dengan dunia ini. Kita tidak boleh sama lagi dengan dunia, dan itulah yang Tuhan kehendaki.
Roma 12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Mengambil keputusan untuk merubah cara berpikir, sikap, karakter, seperti yang firman Tuhan katakan “berubahlah oleh pembaharuan budimu” itu bukan suatu hal yang mudah. Sebab untuk merubah karakter yang sudah terbentuk selama bertahun-tahun itu memerlukan perjuangan, dan perjuangannya baru akan berakhir, saat kita dipanggil oleh Tuhan.
Oleh sebab itu, lewat kebenaran ini kita harus semakin sadar bahwa betapa pentinggnya perjuangan untuk melatih dan menguasai seluruh tubuh kita, supaya apapun yang kita lakukan semuanya adalah kehendak Allah.
Selalu saya katakan bahwa, berjuang untuk tetap hidup dalam melakukan kehendak Allah adalah perjuangan untuk menentukan masa depan kita di dalam kekekalan. Orang yang tidak mau berjuang saat ini untuk hidup menurut kehendak Allah, maka dibalik kematian nanti tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat.
Itulah kenapa, pada awal renungan ini saya katakan, bertobatlah sebelum tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat. Kalau sudah tidak ada lagi kesempatan untuk bertobat, maka tidak ada pilihan lain selain orang-orang seperti ini akan dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala, yang tidak akan pernah padam sampai selama-lamanya. Kiranya kebenaran ini memberkati kita semua. Amin.
Oleh: Pdt.Franky Tutuhatunewa

RELIGION:"APA DASAR BAGUNAN JIWAMU SAAT INI, KAWAN?"

Posted by Admin: | Jumat, 15 September 2017 | Posted in , ,

IST:Google
YUPIWO APOGO |NEWS © 2017
Religion:

Isi kutipan hari ini tentunya menjadi ayat pamungkas untuk menentang ajaran bahwa hanya imanlah yang menyelamatkan, atau pun menjadi kritik yang tajam terhadap paham bahwa menjadi anggota Gereja saja sudah menjamin keselamatan. Meskipun demikian, saya selalu mengajakmu untuk melepaskan kecenderungan untuk berdiskusi dan debat (biarlah itu di ruang diskusi dan debat) sedangkan di sini, baiklah kita lebih tenang dan menenangkan hati untuk membiarkan Sabda Tuhan yang berbicara dan meresap di kedalaman hati kita masing-masing.

Bukan yang berteriak-teriak; “Tuhan, Tuhan, akan masuk kedalam Kerajaan Allah, melainkan mereka yang melakukan kehendak Allah di surga,” dan jika engkau mau mendengarkan Firman Allah dan selalu merenungkan serta melaksanakannya dalam hidup maka engkaulah yang disapa oleh Tuhan dalam ayat 25 bahwa “rumah jiwamu sedang dibangun di atas dasar batu yang kuat, yang walaupun diterjang angin dan topan tapi tidak pernah rubuh.”

Aku hanya mau mengatakan kepadamu bahwa membaca firman Tuhan setiap pagi dan merenungkan lewat renungan pagi, memang baik tapi itu belum cukup. Apa yang indah yang harus Anda lakukan adalah semoga firman itu meresap dalam kata dan perbuatanmu dalam seluruh hari itu. Kadang kita jatuh pada ekstrim; guna apa pergi ke gereja setiap hari tapi kelakuan buruk? Lebih baik tidak ke sana tapi perbuatanku baik. Terhadap kelompok ini aku mau menegaskan bahwa bisa saja perbuatanmu baik, tapi belum tentu sesuai dengan maksud Yesus. Anda bisa saja membantu orang lain karena kesadaran bahwa orang lain adalah sesama manusia, tapi apakah Anda membantu mereka atas nama Yesus atau sesuai dengan apa yang diharapkan-Nya atau tampil sebagai seorang Kristen yang mampu melihat wajah Yesus dalam wajah mereka yang menderita, perlu lagi untuk direnungkan. Itulah alasannya mengapa Fr. Raniero Catalamessa (Pengajar di rumah kepausan di Vatikan) mengatakan; “Banyak orang berbuat baik tapi mereka tidak berani mengatakan dengan jelas bahwa mereka adalah orang Kristen atau pengikut Yesus.”

Baiklah renungan hari ini dibaca dan direnungkan dalam konteks Anda sedang mengumpulkan bahan bangunan untuk rumah jiwamu. Dengan kata lain, mendengarkan firman Tuhan selalu setiap pagi adalah bagaikan mengumpulkan bahan terbaik untuk bangunan jiwa; Merenungkan Firman Tuhan adalah bagaikan tahap menguji kembali bahan-bahan yang telah terkumpul itu; Dan, akhirnya keselamatan jiwa mulai tergapai bagaikan saat Anda mulai membangun rumahmu.

Aku selalu percaya bahwa setiap orang telah mencoba untuk membangun bangunan jiwanya, namun kadang ada di antara kita yang terkecoh dan tertipu membeli bahan bangunan yang murah dan rapuh dan tidak kuat. Baiklah Firman Tuhan pagi ini menjadi teguran sekaligus menunjukkan kepada kita bahwa hanya Firman Tuhan itu sendirilah yang menjadi dasar yang kokoh  bagi bangunan hidup kita di dunia ini, dan sekaligus menjadi jalan bagi kita untuk mendapatkan keselamatan, hanya ketika Anda mampu melaksanakan perintah Tuhan di dalam hidupmu. Perintah Tuhan sangat jelas; “Cintailah Allah dan sesamamu seperti cinta akan dirimu sendiri.” Mungkin bagi mereka yang selalu gagal mencintai akan membela diri dengan mengatakan, “lebih baik memiliki cinta dan akan kehilangan cinta itu daripada tidak pernah memilikinya.”  Tapi aku hanya mengingatkanmu sebagai saudaraku bahwa “satu-satunya penyesalan tentang cinta adalah ketika Anda belum sungguh-sungguh mencintai ketika ada kesempatan untuk mencintai.”

Semoga saja kita tidak hanya menjadi pendengar dan pembicara tentang Firman Tuhan, tapi benar-benar melaksanakannya di dalam kehidupan kita setiap saat sehingga kita pun layak disebut pelaksana cinta. Kata-kata indah kita pasti membuat hati orang lain berubah tapi hanya perbuatan sajalah yang menjadi pembenar dari setiap kata yang terucap dari mulut kita. Engkau telah mendengar, engkau telah berbicara, maka tentunya kerinduan Tuhan saat ini kepadamu yakni Ia rindu melihatmu sebagai seorang pelaksana Sabda dan Cinta-Nya kepada sesamamu. Engkau pasti bisa, kawan!


Salam dan doa seorang sahabat untuk para sahabat,

Sumber:Group Facebook

#TERPOPULER

Random Posts

#Translate

Tayangan Laman

# FIRMAN TUHAN

# FIRMAN TUHAN

# visitor

Flag Counter