Published On:Senin, 10 Desember 2018
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News
Operasi Militer di “Nduga” Bukan Hal Baru,Tanah Papua Adalah Daerah Operasi Militer
Oleh:Wempi
W Doo
Bukannya hal yang baru,operasi
militer di tanah papua ,Oprasi militer
di mulai terjadi sejak Kolonialisme Indonesia di Papua Barat dimulai ketika adanya infasi
militer ke Papua sejak TRIKORA 1961 dengan pembentukan Komando Mandala
untuk melancarkan operasi “Mandala” yang dipimpin oleh Letjend. Soeharto. Ini bertujuan untuk melakukan ekspansi
(peluasan wilayah kekuasaan) negara Indonesia. Ini dilakukan
berdasarkan klaim
yang tidak logis dan sepihak dari Soekarno, bahawa jauh sebelum Indonesia
lahir, papua adalah bagian dari kerajaan
majapahit dan beberapa klaim lainnya.
Nyatanya dalam Konfrensi Meja Bundara hanya meliputi
Hindia Belanda (meliputi Sabang sampai Amboina) tidak termaksud Nederland Niue
Guinea (Papua Barat).
Namun karena
Indonesia yang keras kepala hendak menguasai Papua, dan Belanda yang mengalami
resesi ekonomi akibat perang, maka pada 1 Mei 1963 terjadi penyerahan kekuasaan
dari pemerintahan sementara PBB, UNTEA kepada Indonesia. Indonesia yang hadir
di Papua dengan alasan mempersiapkan pelaksanaan Hak Menentukan Nasib Sendiri
sesuai Perjanjian New York, nyatanya merekayasanya menjadi Penentuan Pendapat
Rakyat (PEPERA). Tentunya dapat kita pastikan bagaimana proses dan hasilnya.
Hingga kini, untuk menjalankan
kolonisasi dan mempertahankan kekuasaannya atas Tanah Papua, mesin birokrasi, sistem politik seperti pemilu dan militer (TNI-Polri) digunakan untuk melegitimasi
keberadaan Indonesia di Papua. Birokrasi merupakan mesin legal Indonesia untuk
menjadikan Papua bagian dari NKRI dan militer merupakan alat reaksioner yang
digunakan untuk mempertahankan Papua apapun caranya. Dan sistem politik seperti pemilu
untuk menunjukan kalau Rakyat Papua patuh terhadap sistem politik yang
berlangsung di Indonesia. Hal sama seperti yang pernah dilakukan Belanda
terhadap Indonesia dan Papua, kembali dilakukan oleh Indonesia terhadap bangsa
Papua.
Penyamaran TNI Sebegai Karyawan ?
Sejak dari dulu buru bangun, proyek maupun kontraktor di
pekerjakan oleh TNI dan POLRI kalau rakyat
biasa OPM/TPNPB Tak mungkin membantai dan menembak mereka.
Karena sejak dari dulu, perintis guru maupun bidan dan mantri
non papua yang hidup bersamaan dengan rakyat asli papua.
Cerita Nduga lain lagi,
selain Aparat dinilai brutal, akhir-akhir ini TNi mulai menjadi kontraktor pembangunan
jalan trans Papua di sana. Pembangunan Jalan ke Nduga dengan alasan keamanan
dikerjakan oleh aparat TNI. Memang banyak juga kontraktor biasa tapi karena tidak
merakyat ada yang akhirnya juga gunakan tenaga aparat keamanan sebagai pekerja
atau pengamanan di lapangan.
Dalam keadaan ini jelas”OPM/TPNPB
sulit bedakan mana buruh benaran dan mana Tentara yang menyamar sebagai buruh.
Rakyat memamg sudah lama trauma dengan orang yang namanya tentara dan aparat
bersenjata. Ketika rakyat makin cerdas, juga memoria passionis menumpuk di alam
bawa sadar. Jangankan ada org non Papua yang foto ke arah rakyat, dipandang
lama2 saja dikira orag itu aparat yang menyamar atau tukang yang jadi mata-mata
TNI. Muncul was-was, Pasti hasil dair mata-mata itu, Kemudian TNI akan segera datang serang.
Efek dari penyamaran seperti ini, rakyat yang sering dapat operasi militer mudah curiga dan was-was. Curiga bukan ke TNI/POLRi saja tapi juga ke guru-guru, tukang dan PNS non Papua di daerah pemekaran. Golongan abdi masyarakat yang duluhnya aman-aman saja kini jadi was-was dan mudah dicurigai sebagai kaki tangan Aparat.
Kehadiran Tentara seolah merampas keamanan hakiki
yg pernah ada di hutan belantara Papua. Solusi yg terbaik bukanlah kejar KKB
atau OPM tapi Sebaiknya tentara angkat kaki dari nduga, biarkan guru,
tukang-tukang dan mantri non Papua berkeja seperti sedia kalah. Nduga akan aman
tanpa tentara.
Selanjutanya aparat keamanan berhenti jadi kontraktor
atau jaga-jaga di proyek. Nanti banyak yangg salah sangka. Yang tukang nanti
dikira tentara, apalagi tukang yang baru tiba dan belum paham sikon masyarakat.
Mereka bisa jadi korban mati bodok-bodok. Kita mau Papua ini tanah damai.
Jadi ,TNI dan POLRI jangan mengacaukan situasi di
Ndugan pada umumnya Papua , Dan presiden Jokowi segara Tarik militer dari Nduga
pada umumnya dari tanah papua . Masyarakat papua ingin jauh dari rasa
keteraumaan Kehadiran TNI dan polri di tanah papua.
Karena Mayoritas kristes di tanah Papua ,telah memasuki Desember bulan suci bulan penuh damai.
Karena Mayoritas kristes di tanah Papua ,telah memasuki Desember bulan suci bulan penuh damai.
Penulis adalah peduli HAM di tanah Papua
Refrensi:
Ir.Yan Ukago https://baptistpapua.org/2018/12/09/penembakan-yg-ironis-di-nduga-papua/
Alm.Rinto
kogoya http://komitepusatamp.blogspot.com/2013/04/persoalan-pokok-rakyat-papua-dan-jalan.html