Published On:Jumat, 25 April 2025
Di posting oleh Admin:
Ratapan Hati Seorang Bocah Kecil di Pinggiran Pantai nabire
Di bibir pantai yang sunyi,
aku duduk, kaki kecilku mencelup ombak,
memandang jauh ke cakrawala
tempat matahari karam dalam luka yang merah.
Angin membawa bau garam dan kenangan,
tentang rumah-rumah roboh,
tentang ayah yang tak pulang,
tentang ibu yang diam-diam menangis di dapur reyot.
Aku, bocah kecil,
hanya tahu bermain dengan pasir dan mimpi,
membangun istana rapuh
yang runtuh sebelum sempat berdiri.
Di mataku, laut luas adalah tanya,
ke mana pergi semua tawa?
ke mana hanyut semua cerita tentang damai?
Pantai ini saksi bisu,
tubuh kecilku, suara kecilku,
tertulis dalam pasir — sebentar, lalu hilang,
dihapus ombak,
seperti kami dihapus dari peta dunia.
Aku menunggu, entah apa,
mungkin angin baru,
mungkin sebuah kapal,
mungkin secuil harapan yang tak pernah benar-benar datang.
Di pantai Nabire ini,
aku belajar bahwa tidak semua air mata asin berasal dari laut.
***
WwD
Maikai, 25 April 2025