Headlines
Published On:Selasa, 21 Juli 2015
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News

10 Pernyataan Sikap Pemuda Pegunungan Tegah Papua Terkait Insiden Karubaga



Pengurus AMPTPI saat gelar jumpa pers di sekretariat. Dari kanan, Andreas Gobay ketua DPW Timur Indonesia, Hendrikus Maday, wakil Sekjen dan Webenus, mantan ketua DPC Jakarta. (Jubi/Mawel)Pengurus AMPTPI saat gelar jumpa pers di sekretariat. Dari kanan, Andreas Gobay ketua DPW Timur Indonesia, Hendrikus Maday, wakil Sekjen dan Webenus, mantan ketua DPC Jakarta. (Jubi/Mawel)
 ayapura, Jubi – Setelah menelusuri kronologis insiden penembakan terhadap 11 pemuda yang berujung pembakaran kios dan terbakarnya mushola yang ada sekitar kios pada 17 Juli 2015, Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonsia (AMPTPI) mengeluarkan 10 pernyataan sika

Melalui rilis resmi yang ditandatangani Andreas Gobay, ketua Dewan Pimpinan Wilayah Timur Indonesia, AMPTPI, sebagai organisasi yang mewadahi seluruh mahasiswa pegunungan Papua, disampaikan permohonan maaf kepada umat muslim dan mendesak Kapolri memecat Kapolres dan Danramil Tolikara.
Sepuluh pernyataan sikap tersebut adalah :
Pertama, Asosiasi MahasiswaPegunungan Tengah Papua (AMPTPI) sebagai generasi muda Papua menyampaikan permohonan maaf kepada warga muslim di Indonesia, secara khusus di Kabupaten Tolikara atas pembakaran kios-kios yang menyebabkan Musolah (rumah ibadah warga muslim) ikut terbakar. Aksi ini merupakan spontanitas masyarakat Tolikara karena ulah aparat keamanan di Tolikara yang melakukan penembakan secara brutal.
Kedua, Meminta usut tuntas pelaku penembakan terhadap pemuda usia sekolah dan meminta memproses hukum para pelaku penembakan yakni aparat TNI/POLRI dengan memberikan sangsi yang tegas kepada pelaku penembakan tersebut.
Ketiga, Meminta Kapolda Papua dan Pangdam Cenderawasih Papua beserta KAPOLRI dan Panglima TNI untuk mencopot Kapolres Tolikara AKBP. Suroso dan Komandan Koramil di Tolikara karena dinilai tidak mampu dalam menjamin keamanan dan kenyamanan terhadap warga Masyarakat Kabupaten Tolikara danmemberikan sangksi yang tegas kepada kedua pemimpin termasuk para pelaku penembakan yang bertugas di tempat kejadian perkara (TKP).
Keempat, Tidak benar pemuda gereja GIDI, masyarakat Tolikara, dan Umat Kristiani melarang umat Islam untuk merayakan hari raya Idul Fitri (Sholat), namun harus mematuhi surat pemberitahuaan yang telah dilayangkan pemuda/gereja dua minggu sebelum kegiatan dilangsungkan; yakni tidak menggunakan penggeras suara (toa), apalagi jarak antar pengeras suara dengan tempat dilangsungkannya seminar nasional/internasional hanya berjarak sekitar 250 meter.
Kelima, Menurut informasi yang kami himpun, para pimpinan gereja wilayah Kabupaten Tolikara, Presiden GIDI, Bupati Kabupaten Tolikara, Usman Wanimbo dan tokoh masyarakat setempat telah menyampaikan maksud pemuda GIDI (Ibadah tidak menggunakan penggeras suara) sejak dua minggu sebelum hari “H” kegiatan seminar, dan hari raya idul fitri; Kami menilai, aparat kepolisian dan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Tolikara tidak punya itikad baik untuk menjaga keamanan dan ketertibatan masyarakat Tolikara, termasuk umat Muslim sendiri. Kami sangat menyayangkan lambannya sosialisasi yang dilakukan aparat keamanan kepada warga muslim, sehingga terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, apalagi toleransi umat beragama sejak puluhan tahun lalu di Tolikara, dan secara umum di seluruh tanah Papua sangat baik, paling baik di Indonesia.
Keenam, AMPTPI Menyangkan tindakan brutal oleh aparat TNI – POLRI sehingga melakukan penembakan terhadap para 11 orang dalam perjalanan ke musolah untuk berdiskusi dengan warga setempat, 1 anak usia 15 tahun meninggal dunia, atas nama Endi Wanimbo. Jadi amukan dan kemarahan masyarakat bukan disebabkan oleh aktivitas ibadah umat muslim, tapi lebih karena tindakan dan perlakukan biadab aparat TNI/Polri, yang tidak membuka ruang demokrasi atau untuk mendiskusikan hal-hal yang baik bagi keberlangsungan ibadah kedua belah pihak.
Ketujuh, Tidak benar masyarakat Tolikara, atau warga gereja GIDI melakukan pembakaran terhadap Mushola (seperti pemberitaan berbagai media massa di tingkat nasional), namun hanya beberapa kios yang dibakar pemuda, dan merembet hingga musolah ikut terbakar dengan sendirinya karena dibangun menggunakan kayu, dan berhimpit-himpit dengan kios/rumah milik warga Papua maupun non-Papua, sehingga dengan cepat melebar dan terbakar.
Kedelapan, Yang datang mengikuti ibadah/seminar internasional di Kabupaten Tolikara bukan hanya warga GIDI di wilayah tanah Papua, tapi dari berbagai Daerah di Indonesia.
Kesembilan, AMPTPI meminta Kapolri dan Panglima TNI juga mengusut tuntas insiden penembakan terhadap 12 warga di Tolikara, yang menyebabkan satu anak usia sekolah meninggal dunia; Ini merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, karena menggunakan alat negara untuk menghadapi pemuda-pemuda usia sekolah yang tak datang untuk melakukan perlawanan atau peperangan.
Kesepuluh, Meminta lembaga kemanusiaan di Indonesia maupun dunia Internasional untuk membentuk tim investigasi dan usut tuntas para pelaku penembakan terhadap para pemuda yang juga usia sekolah secara penuh keadilan guna selesainya kasus ini secara adil, jujur dan transparan.
Sebelumnya, Rohaniwan Katolik, Pastor Neles Tebay mengatakan peristiwa pembakaran mushola di Tolikara ini merupakan peristiwa pertama kali dalam sejarah Papua dimana sebuah tempat ibadah dibakar di tanah Papua. Orang Papua tidak pernah membakar tempat ibadah selama ini, kecuali yang baru terjadi di Tolikara ini.
“Maka, sebagai orang papua, saya memohon maaf atas peristiwa yang melanggar norma adat ini,”ungkap Pastor Neles. (Mawel Benny)

Tentang saya:

Saya adalah : "ORANG GILA" Yang Berkelana di Ilalang Kebebasan ) ...Aku Ambil Daun Untuk Jadikan Kertas dan Mematah Ranting Pohon Untuk Jadikan Pena, Sambil Meneteskan Air Mata Untuk Jadikan TINTA dan Kurangkai Sebuah KALIMAT Sebagai Penghibur Tangis... *** -- Bagaimana menurut anda? Beri komentar dan bagikan ya..! .

By Admin:Yupiwo Apogo News on 14.50. .

0 Comments for "10 Pernyataan Sikap Pemuda Pegunungan Tegah Papua Terkait Insiden Karubaga"

Postkan Komentar Anda : Redaksi menerima komentar terkait Berita yang ditayangkan. Komentar adalah tanggapan pribadi dan menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak mengubah dan menghapus komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berbau pelecehan, intimidasi, berisi fitnah, atau bertendensi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). - Terima Kasih! Hak CIPTA © :

MASUKAN EMAIL ANDA!

#TERPOPULER

Random Posts

#Translate

Tayangan Laman

# FIRMAN TUHAN

# FIRMAN TUHAN

# visitor

Flag Counter