Published On:Senin, 20 Juli 2015
Di posting oleh Admin:Yupiwo Apogo News
YLSM : Jokowi-JK segera Dintervensi Komisi HAM PBB Urusan Pembunuhan Kilat Tetencana di Papua
Ilustrasi.Logo/Ist |
YLSM,(YAN)--Setelah
presiden Indonesia Jokowi-Jk, dipilih 80 % dari rakyat Papua dalam
pemilihan presiden, kekerasan negara dan kejahatan kemanusiaan terhadap
Orang Asli Papua cukup meningkat tajam dari hari ke hari hingga
peristiwa tertembaknya alm. Eni Wanimbo (15) di Tolikara dan 11 orang
lainnya mengalami luka-luka tembak oleh TNI/POLRI pada 17 Juli 2015.
Presiden
Indonesia dan para petinggi lainnya telah memihak kepentingan
Islam-IINTEL-BIN-BMP,SIS dan lain-lain di Tolikara, Papua dan sekitarnya
tanpa mempelajari kronologi peristiwa penembakan sesuai data dan
keterangan di TKP, 17 Juli 2015 lalu.
Presiden
Republik Indonesia Jokowi-JK dan jajarannya dinilai mementingkan
kepentingan musolah saja di Tolikara, Papua. Sedangkan para Orang Asli
Papua sebagai umat manusia ciptaan Tuhan Allah (Ugatame) telah dibiarkan
begitu saja. Semua orang Indonesia termasuk Presiden, Wakil Presiden,
Panglima TNI, KAPOLRI dan lain-lain telah mengangkat hanya masalah
pembakaran rumah, kios dan musolah di Tolikara.
Bukti Pembiaran Presiden, Jokowi-JK Terhadap Orang Asli Papua, adalah sebagai berikut di bawah ini :
- Peristiwa Penembakan Kilat Terencana Paniai, Enarotali, terhadap 4 siswa SMA, 8 Desember 2014 masih belum diselesaikan
- Peristiwa penembakan TNI/POLRI terhadap Orang Asli Papua barat di Yahokimi
- Peristiwa penembakan TNI/POLRI terhafap Orang Asli Papua di Kamuu, kabupaten Dogiai., 25 Juni 2015.
- Peristiwa penembakan TNI/POLRI terhadap Orang Asli Papua di Tolikara, West papua, 17 Juli 2015.
Semua
peristiwa penembakan TNI-POLRI terhadap Orang Asli Papua seperti
tersebut diatas ini masih belum ditanggapi serius oleh Presiden
Indonesia, Jokowi - JK untuk menjaga wibawa NKRI . Kapan lagi presiden
Indonesia serius menangani terhadap kasus Paniai Berdarah, 8 Desember
2014 kalau bukan sekarang? Siapa lagi yang akan datang berbicara tentang
berbagai peristiwa kekerasan negara dan kejahatan kemanusiaan yang
telah dan sedang dilaksanakan di Papua terhadap Orang Asli Papua?
Mengapa
presiden Indonesia Jokowi-JK pentingkan musolah di tanah Papua sedangkan
nyawa manusia Papua yang telah ditembak mati di tempat oleh TNI/POLRI
begitu saja dibiarkan hingga saat ini 19 Juli 2015?
Sudah sangat
jelas dan pasti, musolah, kios dan rumah serta kerugian lainnya akan
digantikan dengan UANG DARAH ORANG ASLI PAPUA oleh NKRI dalam jangka
waktu dekat atas desakan presiden Indonesia Jokowi-JK.
Berdasarkan
pernyataan pimpinan FPI Habib-RIzieq di Jakarta yang berkaitan dengan
peristiwa pembakaran musolah, dengan bunyinya 2 x 24 jam pasukan jihad
akan diturunkan ke Papua untuk melaksanakan tugas luka ganti luka, darah
ganti darah dan nyawa ganti nyawa, maka nyawa Orang-Orang Asli Papua
yang telah ditembak mati di tempat oleh TNI-POLRI di beberapa tempat di
Papua seperti Paniai, Yahukimo, Dogiyai dan Tolikara ini kapan akan
kembalikan nyawa-nyawa mereka untuk mereka dihidupkan kembali seperti
semula di tanah leluhur mereka di Papua?
KOMNAS HAM
RI telah membentuk Tim Adhoc Kasus Paniai Berdarah, tetapi tim tersebut
dinilai sengaja diperlambat untuk menjalankan tugasnya di Enarotali
dengan alasan tidak adanya dana. Kami menilai pernyataan seperti itu
tidak masuk akal karena KOMNAS HAM RI dibentuk berdasarkan undang-undang
yang berlaku di Indonesia di bawah pengawasan Komisi HAM PBB.
REKOMENDASI :
Oleh karena
itu, presiden Indonesia Jokowi-JK segera diintervensi Komisi HAM PBB
Urusan Pembunuhan Kilat Tetencana dengan cara mengirimkan pelapor khusus
PBB ke Tempat Kejadian Perkara, seperti, Enarotali, Yahukimo, Dogiyai
dan Tolikara pada kesempatan pertama sebelum meluasnya kekerasan di
seluruh Papua.
Dilaporkan di Paniai, 19 Juli 2015
Servius Kedepa
Ketua Umum YLSM Pegunungan Tengah Papua Barat Kabupaten Pania
Ketua Umum YLSM Pegunungan Tengah Papua Barat Kabupaten Pania
LAWAN DAN SEHATI
Suara Hati Anak Jalanan
by:admi yupiwo apogo news..doo papuabi