Sejarah masuknya gereja katholik di Tanah Papua
Ist./foto pastor,Cornelis Le Cocq Darmanfile |
Hari Misi Katholik di Tanah Papua, sampai sekarang belum dipermanenkan oleh Umat Katholik di Tanah Papua secara kolektif seperti halnya umat Kristen protestan di Mansinam Mnukwari, 5 februari 1855.
Akan tetapi dari catatan sejarah diketahui tgl 22 Mei 1894 sebagai hari pertama masuknya Agama Katholik di Papua yaitu di kampung Sekru, sebuah dusun kecil di Fak fak. Usianya Kini sudah memasuki 129 tahun dan pada tahun mendatang 2024 akan genap 130 tahun.
Adalah Pastor Cornelis Le Cocq Darmanfile SJ sebagai misonaris pertama yg injakan kaki di Fak Fak dengan kapal dagang islam bernama Arbansa.
Di sana, saat itu, Pastor diterima baik oleh dua orang bapak yang bernama, Umar Serkanasa dan Kodia Samai, penduduk asli Kampung Sekru yang diketahui sebelumnya sudah beragama islam. Besoknya penduduk muslim kampung ini antar Romo ke Torea, kampung sebelahnya yang penduduknya masih belum punya agama agar Pastor dapat sebarkan agamanya yang ia bawa ke penduduk kafir ini. Itulah sebabnya sampai sekarang di Fak Fak, antara orang Islam, Katholik dan Kristen hidup penuh toleransi seperti kaka beradik , merka hidup dalam semboyang satu tungku tiga batu. Banyak cerita indah tentang kerukunan hidup di kota pala ini, tentang soal kerukunan hidup beragama masyarakat Indonesia harus belajar di Fak Fak.
Selanjutnya seperti air mengalir, agama katholik menyebar dari kampung ke kampung selama puluhan tahun sampai tiba di Wissel meren, kemudian Lembah Baliem dan Oksibil serta seluruh daratan Papua sampai kini. Penyebaran agama katholik selain dari Fak Fak tersebut di atas, tercatat juga sebelas tahun kemudian yaitu pada tgl 14 agustus 1905, di Merauke mendarat Dua Pastor bernama Hendry Nollen MSC dan Philips Brawn MSC serta beberapa bruder. Dari sana agama katholik juga menyebar ke arah Asmat, timika dan ke arah pegunungan Papua bertemu di sana.
Kembali ke Pastor Le Cocq Darmanfile yang Pertama tiba di Papua. Sebelum ke Papua, di Langgur dan seram Ia dengar kalau ada sebuah daratan besar di timur sana yannlg banyak org kafir, belum beragama dan hidup dalam primitif dan peperangan. Mendengar itu walupun situasinya sangat menyeramkan, ia terpanggil untuk menyebarkan agama katholik. Pastor nekat datang ke Papua sekalipun sadar misinya akan banyak tantangan dan gagal, namun kini hasilnya kita ketahui luar biasa.
Kini setelah 129 tahun kemudian salahnseorang OAP telah menjadi seorang Uskup dan akan ada lagi, karena masih ada lagi barisan Pastor OAP yang kini sudah mencapai lebih dari 80 orang. Wlaupun Pastor Le cocq sendiri telah meninggal secara misterius di lautan selatan Papua, tetapi biji sesawi yg ia semaikan ke tanah gersang itu telah berbuah banyak.
Itulah sebabnya kita perlu peringatan hari Masuknya Misi secara bersama untuk tanah Papua. Satu katholik untuk satu Tanah. Sejarah itu bukan soal kapan dan siapa pelakunya di masa silam melainkan mengapa peristiwa itu bisa terjadi dan apa yang difikirkan orang saat itu.
Tahun ini kami telah merayakan Hari Misi Katholik di Pulau Bonyom Fak Fak yg telah diserahkan pihak adat utk jadi wisata religius katholik, dimana di pulau ini ada sumur tua, yg dibangun pastor le cocq tahun 1895. Akan ditata lebih mantap setelah semua kelar.
Negeri Baham Matta,
Tuan, Yan Ukago